
Bolong.id - Analis ekonomi dari Dai‑ichi Life Research Institute mengungkapkan bahwa Jepang berpotensi mengalami kerugian lebih dari 2 triliun yen (sekitar US$ 12,7 miliar) apabila jumlah wisatawan asal Tiongkok secara signifikan tidak segera pulih.
Dilansir dari CGTN, Minggu (23/11/25), penurunan ini terjadi setelah menteri Jepang Sanae Takaichi membuat pernyataan yang dianggap keliru terkait status Taiwan, yang kemudian memicu protes keras dari pihak Tiongkok dan sejumlah pembatalan tiket pesawat sebanyak minimal 491.000 pembatalan sebagai respons atas peringatan perjalanan yang dikeluarkan oleh pihak Tiongkok.
Ekonom institusi Jepang tersebut, Hideo Kumano, menyatakan bahwa apabila situasi tegang antara Jepang dan Tiongkok ini berlangsung lebih dari satu tahun, kerugian bagi sektor pariwisata Jepang akan sangat besar.
Lebih lanjut, Kumano mengkritik paket stimulus fiskal Jepang senilai 21,3 triliun yen sebagai “tidak tepat” di tengah inflasi, karena menurutnya akan melemahkan yen dan meningkatkan harga, serta mendorong emisi obligasi pemerintah yang bisa menekan ekonomi jangka panjang.
Dengan latar belakang ini, pemulihan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Jepang menjadi aspek penting bagi stabilitas ekonomi lokal Jepang—termasuk sektor perhotelan, transportasi, dan ritel dan menjadi indikator penting bagi hubungan ekonomi bilateral kedua negara.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
